Mario Blanco, Pelukis dan Fotografer Indonesia Yang Baru Menggelar Pameran Tunggal di Hongaria
![]() | ||
Me and Mario Blanco |
Gue sudah cukuo lama mengenal karya-karyanya. Tapi, secara
personal dan bertemu face to face baru
kemaren sore, saat menjelang buka puasa bersama di salah satu mall di jantung kota Jakarta. Pria paruh
baya ini adalah seorang pelukis dan fotografer handal. Bermukim di Bali,
tepatnya di Ubud. Kalau dilihat dari namanya, mungkin kamu bisa langsung
menebak, siapa sosok pria ini. Ya, Mario Blanco adalah anak dari Maestro,
pelukis legendaris Don Antonio Blanco.
Banyak kisah menarik yang kami obrolin saat makan (berbuka
puasa) bersama. Sosok yang humble dan murah senyum ini pun tidak
sungkan-sungkan mengisahkan apa saja yang ditanya. Terutama soal kesibukannya
sebagai seorang fotografer, pelukis dan juga direktur dari Museum Antonio
Blanco yang ada di Ubud. Juga pengalamannya yang baru saja menggelar pameran tunggal di Hongaria.
![]() |
foto: Mario Blanco |
Mario pun memulai obrolannya soal pameran tunggal hasil
karya fotografinya yang digelar di Rondella Gallery, Ezstergom, Hongaria. Ada sekitar
47 hasil karya fotonya yang dipamerkan. Foto-foto yang menggambarkan tentang
keindahan Bali dan tradisi-tradisinya yang menarik. Juga beberapa foto yang diambil dari beberapa daerah di Indonesia yang juga memiliki tradisi yang menarik.
Pameran tersebut digelar selama hampir satu bulan lamanya. Tepatnya dari tanggal 3 hingga 28 Mei lalu. Banyak pengunjung yang terkagum-kagum dengan hasil karya fotografinya. Karena, saat melihat hasil foto-fotonya, pengunjung seolah-olah menikmati langsung nuansa dan budaya Bal, serta semakin penasaran akan Indonesia.
Pameran tersebut digelar selama hampir satu bulan lamanya. Tepatnya dari tanggal 3 hingga 28 Mei lalu. Banyak pengunjung yang terkagum-kagum dengan hasil karya fotografinya. Karena, saat melihat hasil foto-fotonya, pengunjung seolah-olah menikmati langsung nuansa dan budaya Bal, serta semakin penasaran akan Indonesia.
![]() |
foto by: Very Barus |
Pembukaan pameran foto tersebut juga cukup unik. Karena Mario ingin menciptakan nuansa
Bali seutuhnya, Gallery pun disulap menjadi nuansa Bali dengan memasang penjor
dan Poleng. Mario, istri dan anak-anaknya pun sengaja mengenakan pakaian adat Bali
yang khas dengan kebayanya. Selain itu, Staff Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Hongaria dan seluruh keluarga besar KBRI
Budapest pun mengenakan pakaian bernuansa Bali, seperti memakai Kamen hitam bertepi
poleng dengan udeng/ikat kepala.
“Namanya juga pameran foto bernuansa Bali. Jadi,
saya pun sengaja menciptakan nuansa Bali di Gallery tersebut,” terang Mario.
![]() |
foto by: Mario Blanco |
Pameran tersebut juga dihadiri para seniman Hongaria. Di luar
dugaan, antusias mereka begitu besar akan karya-karya Mario. “Mereka (seniman-seniman) sangat terpesona
dengan hasil foto-foto yang saya pamerkan.” Selain seniman, pembukaan
pameran juga dihadiri Walikota Esztergom dan Korps Diplomatik Negara-negara
sahabat di Hongaria.
MELANJUTKAN ESTAFET
GENERASI MAESTRO
Ibarat
pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Begitulah kiasan yang bisa
ditasbihkan untuk Mario. Sebagai anak seorang maestro, dia tidak hanya bangga
sebagai anak seorang pelukis legendaris. Mario pun sejak kecil sudah memiliki
bakat dan kecintaannya terhadap seni lukis.
“Saya
sudah suka melukis ketika usia saya enam tahun. Saya sering masuk ke studio
bapak.” Kenangnya. “Waktu itu saya
masuk ke studio hanya sekedar bermain-main dengan kertas dan cat pewarna bapak.”
Lanjutnya.
Meski sang bapak tidak pernah menggiring atau mengajarkan
secara langsung tehnik-tehnik melukis, namun Mario seakan merekam setiap gerak
tangan sang bapak saat menari-nari di atas kanvas. Matanya begitu tekun
melafalkan setiap gerakan tangan yang menghasilkan karya-karya lukis yang mendunia.
Kekagumannya akan karya sang bapak pun terus membekas di dalam jiwa Mario. Meski, lagi-lagi
sang bapak tidak pernah menyuruh anaknya menjadi seorang pelukis, namun, darah pelukis yang mengalir di dalam tubuh Mario secara tidak langsung telah menggiringnya menjadi seorang pelukis.
“Saat
saya mau kuliah, bapak menyuruh saya mengambil jurusan yang tidak ada hubungannya dengan seni melukis. Tapi, tanpa sepengetahuan bapak, saya justru memilih jurusan Seni Rupa
untuk lebih mendalami dunia seni,” kenang lulusan Senirupa di Universitas
Udayana, Bali.
Beruntunglah
Mario mengambil keputusan mendalami dunia seni rupa. Karena, sepeninggalan sang
bapak tahun 1999, Mario pun meneruskan estafet karya lukis sang bapak. Mario
dan keluarga mengurus museum The Blanco Renaissance Museum yang berdiri megah
di kawasan Ubud. Museum sendiri dibangun pada tanggal 28 Desember 1998 di
lingkungan kediaman mereka nan asri . Di museum tersebut, tersimpan 300 karya
lukis sang maestro dari yang paling lawas hingga lukisan terakhir sebelum Antonio
Blanco meninggal dunia. Tidak hanya lukisan sang bapak, di Mueseum pun terdapat beberapa lukisan hasil karya Mario.
RE-GENERASI KE ANAK
![]() |
Foto by: Mario Blanco |
Hingga kini, Museum Antonio Blanco tertus ramai dikunjungi para turis lokal
dan mancanegara. Bahkan masuk ke dalam salah satu destinasil objek wisata yang wajib dikunjungi ketika berlibur ke Bali. Banyak yang mengagumi karya-karya sang Bapak juga karya Mario.
Hingga usianya yang sudah setengah abad, Mario masih tertus berkarya. Masih rajin melukis dan memotret. Beberapa karyanya pun sering di pamerkan di manca Negara. Baginya seni lukis dan fotografi adalah bagian dari jiwanya. Tidak ingin estafet “seni lukis” terputus sampai pada dirinya, Mario pun menularkan bibit-bibit seni lukis ke darah anak-anaknya. Dua orang anak gadis Mario pun kini menekuni dunia seni lukis sama seperti kakek dan bapaknya.
Hingga usianya yang sudah setengah abad, Mario masih tertus berkarya. Masih rajin melukis dan memotret. Beberapa karyanya pun sering di pamerkan di manca Negara. Baginya seni lukis dan fotografi adalah bagian dari jiwanya. Tidak ingin estafet “seni lukis” terputus sampai pada dirinya, Mario pun menularkan bibit-bibit seni lukis ke darah anak-anaknya. Dua orang anak gadis Mario pun kini menekuni dunia seni lukis sama seperti kakek dan bapaknya.
Jika ingin menikmati hasil karya-karya sang maestro, kamu
bisa berkunjung ke Museum Antonio Blanco di Ubud. Siapa tahu kamu pun bisa terjangkit
virus melukis ala Blanco.
Begitu
banyak cerita yang ingin dikisahkan Mario, namun, karena malam semakin larut,
dan dia pun harus kembali ke Bali, maka obrolan akan kami lanjutkan kembali
saat gue akan berkunjung ke Museumnya kelak.
Nice to meet you, Bli Mario dan sukses dengan karya-karyamu.
BERIKUT BEBERAPA HASIL FOTO MARIO YANG DI PAMERKAN DI HONGARIA
![]() |
FOTO: MARIO BLANCO |
![]() |
FOTO: MARIO BLANCO |
![]() |
FOTO: MARIO BLANCO |
![]() |
FOTO: MARIO BLANCO |
![]() |
Foto: MARIO BLANCO |
![]() |
foto: MARIO BLANCO |
Comments
Post a Comment