OH, CRAZY RICH ASIA MOVIE & REALITA
Ketika film Crazy Rich Asia (CRA) beredar, gue langsung
penasaran seperti apa film yang konon katanya cukup happening. Karena, dari
judulnya sudah bikin gue penasaran. Ya, film bergenre komedi romantis ini sebenarnya diangkat dari
novel dengan judul yang sama karya penulis Kevin Kwan. Karena belum sempat baca
novelnya, nggak ada salahnya langsung nonton filnnya saja.
Film dibuka dengan adegan-adegan yang bikin gue langsung
senyum-senyum sendiri. Karena film besutan sutradara John M. Chu ini cukup
renyah untuk di tonton. Cinematografi-nya oke banget. (doi juga menyutradarai
film keren seperti JI.Joe, Now You See Me dll).
Film ini menceritakan tentang kisah sepasang anak manusia
beda kasta, Nicholas Young yang diperankan cowok charming Henry Golding dan
Rachel Chu yang diperankan oleh Constance Wu. Nick terlahir sebagai anak
seorang taipan yang sebagian besar keluarganya tinggal di Singapura. Sementara Rachel, ceweke nergik ini adalah
seorang profesor di bidang ekonomi di usianya yang cukup muda. Dia anak seorang
imigran Tiongkok yang menetap di New York.
Dua sejoli ini menjalin hubungan tanpa hambatan. Ya, pasangan
yang cukup serasi dan romantic. Sampai akhirnya, ketika Nick mengajak Rachel
berkunjung ek Singapura untuk menghadiri pernikahan sahabat mereka. Niat Nick
cukup baik ingin memperkenalkan Rachel ke keluarganya Nick yang tajir melintir.
Nick selama ini tidak pernah terbuka tentang keluarganya pada Rachel. Sampai
akhirnya, Rachel menganggap Nick adalah cowok biasa-biasa saja.
Dan kisah berlanjut penuh dramatis saat mereka tiba di
Singapura. Dan cerita dari film ini juga lebih banyak berbasis di Singapura.
REALITA DAN FAKTA
Gue yakin, film ini benar-benar realita dan fakta yang
diangkat ke layar lebar. Karena, nggak usah jauh-jauh ke negara Singapura deh.
Gue yang tinggal di Jakarta dan juga sempat berteman dengan beberapa pesohor
negeri ini dan juga dari keluarga yang tajir melintir, gaya hidupnya nggak jauh
beda dengan teman-teman Nick and family. Belanja jor-joran beli barang yang
branded. Meski sudah dibeli, terkadang tidak pernah dipakai. Goody bag berlabel
brand ternama hanya teronggok di closet alias kamar yang khusus untuk
barang-barang belanjaan “lapar mata”.
PENGALAMAN GUE…
Begitu juga dengan teman-teman gue yang keluarga tajir
lainnya. Ngajak gue ke sebuah butik ternama di sebuah mall ternama juga.
Pilih-pilih baju yang harganya jut-jutan. Dia nyuruh gue milih baju yang gue
suka. Busyet, mungkin karena gue tidak biasa menghamburkan uang berjut-jut
demis ebuah baju, akhirnya gue menolak dibeliin. Ini, gue yang bego atau gue
yang tidak memanfaatkan kesempatan ya??
“lo pilih aja, baju dan celana mana yang lu suka.” Waktu itu
kebetulan gue dan dia mau menghadiri sebuah pesta ultah temannya yang lagi-lagi
dari keluarga tajir. Ya, keluarga pengacara kondang gitu deh.
Karena gue nggak mau milih, eh, malah dia yang milihin.
Kebetulan ukuran badan kami nggak beda jauh. Baju ukuran L sedangkan celana
ukuran 33-34. Dan, lo tau nggak total belanjaan untuk gue mencapai 4 juta.
Waduh, saying bangetttt…
Sedangkan doi, beli jas Hugo Bos, kemeja dan celana semua hamper
tembus ke angka 75 juta. Anjrittttttt…… itu belanja hanya beberapa jam lho.
Trus kalo kami hang out, kalo pesan minuman juga harganya nggak
tanggung-tanggung. Pulang clubbing paling dikit duit habis 10 juta. Anjritt
nggak???
Ada juga cewek yang tajir, kalo belanja sepatu bisa habis 200
juta. Gimana nggak, sepatu yang dibeli sepasang harganya mencapai 50 juta. Sekali
beli 4 pasang. Edan nggak??
Beli baju, yang mereknya cukup terkenal, dibandrol dengan
harga Rp. 50 juta.
Belum lagi beli tas yang harganya ratusan juga.
JANGAN SEDIH….KARENA MEREKA
JUGA PERNAH SEDIH
Kalo melihat film Crazy Rich Asia tentu banyak yang sedih
karena mereka terlahir dengan bergelimangan harta. Tapi, kamu jangan sedih,
mereka juga sering sedih kok. Mereka boleh tajir melintir, namun dibalik
gelimang dan kemewahan, hati mereka sesungguhnya banyak yang kosong. Kesepian
dan juga tidak merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.
BELAJAR DARI FILM INI
Banyak poin-poin penting yang bisa kita ambil hikmanya dari
film ini.
1.
Kebahagiaan
tidak bisa diukur dari kekayaan, harta dan juga popularitas. Kebahagiaan sesungguhnya datang dari dalam
hati. Apakah hati mereka yang tajir-tajir itu bahagia? Belum tentu. Faktanya,
banyak diantara mereka memiliki hati yang kering.
2.
Punya
cowok tajir atau cewek tajir tidak juga menjadi jaminan mereka memiliki
segala-galanya. Dan juga mereka tidak selamanya akan mencari dari keluarga yang
tajir juga. Karena kebanyakan dari kasta yang sama memiliki ego yang tinggi. Merasa
sama-sama tajir, sehingga sama-sama tidak mau mengalah. Cerai atau selingkuh
pilihannya.
3.
Pendidikan
itu penting. Dengan bekal ilmu yang tinggi, otak cerdas, wajah cantic namun
kamu tidak datang dari keluarga tajir, namun kamu tidak bisa diremehkan. Karena
kamu punya ilmu.
4.
Percayalah,
kebanyakan orang tajir pelit juga,lho. Maunya gratisan. Padahal beli yang mahal-mahal sanggup tapi, giliran yang receh maunya gretong. Ini fakta yang
sebenarnya.
5.
Keluarga
orang tajir juga suka rempong, jadi ingat kamu juga harus bisa lebih rempong
untuk emngalahkan mereka. (kalo kamu sudah mentok di bully si tajir)
6.
Kalo kamu
punya poin poin lainnya, bisa dilanjutin ke nomer berikutnya….
aq udah baca nih ketiga bukunya, tapi filmnya belum nonton sama sekali, penasaran banget sama visualisasinya karena kalau di novel ini bener2 cerita yang bergelimang harta2 gitu...
ReplyDeleteaku blm baca bukunya.. tapi secara visual cukup menggambarkan gaya hidup kalangan jetset...
Delete